Selamat pagi /siang/sore/malam pembaca setia analisaglobal.com, semoga semua pembaca dalam keadaan sehat, penuh kebahagiaan, dan bersemangat dalam beraktifitas serta sehat selalu.
Jangan lupa ya tetap pakai masker saat bepergian, rutin mencuci tangan dan menjaga jarak karena Pandemi Covid-19 belum berakhir. Berikut kami sajikan berita terpopuler di analisaglobal.com
Kabupaten Ciamis, analisaglobal.com — Dampak dari pandemi yang melanda dunia beberapa lama ini masih kita rasakan terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), bahkan ada juga yang sudah berpuluh puluh tahun lamanya menjalankan usaha dalam UMKM karena terdampak pandemi mengalami gulung tikar.
Sebut saja namanya Iim warga Dusun Pogor, Desa Lumbung, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis. Saat diwawancara di rumahnya, Iim menceritakan sebelum pandemi saya memiliki usaha sudah berjalan 20 tahun berjualan nasi di Jakarta Timur dengan menyewa lapak di tanah milik PJKA. Dari hasil usaha selama 20 tahun lamanya, saya dapat menyekolahkan 3 orang anak hingga tingkat SLTA. Namun sejak awal pandemi, usaha jualannya menjadi sepi pembeli dan akhirnya saya dan keluarga pulang ke kampung halaman. Kata Iim kepada analisaglobal.com, Minggu (28/02/2021).
“Pada pertengahan tahun 2020, saya dan suami berangkat lagi ke Jakarta untuk membuka usaha jualan nasi kembali, tapi hanya bisa bertahan 1 bulan karena adanya peraturan pembatasan orang berkunjung. Maka sejak itulah saya dan suami memutuskan untuk menjual lapak jualannya ke orang lain dengan harga Rp. 35 juta rupiah.” Jelasnya.
Lanjut Iim, memang menurut kami pun, yang sudah terbiasa usaha di perantauan jika pindah ke kampung halaman akan merasakan kebingungan untuk menjalankan usaha baru lagi. Hal tersebut dirasakan oleh kami ketika pulang kampung usaha apa yang bisa di lakukan yang pada akhirnya kami berkonsultasi dengan kepala wilayah Pogor yaitu Jemo. Ungkapnya