Khopipah Indar parawansa, perempuan inspiratif berkiprah di ranah publik perempuan yang multi peran dan tidak lupa fitrah ketika dia berkiprah,sudah pada puncak nya menjadi tokoh Kartini modern. ketua kopri PB PMII 1988 ini berhasil menjadi role model terkhusus kopri dan jajaran banom banom perempuan Nahdlatul ulama.
Mantan Ketum PP muslimat NU yakni Asmah Sjahruni mengungkapkan dalam tulisan nya “Jangan meminta jatah atau keistimewaan karena kodrat perempuan kita. Tapi kita harus menuntutnya jika memang layak untuk kita. Jadi, ada perjuangan. Kalau perlu kita rebut posisi itu dengan argumentasi yang tepat. Itu namanya berjuang. Jangan sekali-kali berharap diberi. Tak bakalan wanita akan diberi hak-hak yang lebih tinggi oleh kaum pria.”
Ruang yang sempit untuk perempuan kerap di jadikan ancaman hingga perempuan saling berlomba mencapai puncak sukses nya dan perempuan sudah sepatutnya saling bergandengan tangan dalam mencapai impian nya untuk keadilan serta impian masing masing, bahu membahu dan menyuarakan pencapaian pencapaian perempuan lain nya sama sekali tidak membuat diri mengakui kekalahan. Apa salah nya menjadi positif dan memberikan afirmasi guna mengarahkan arah gerak perempuan dengan lebih terarah.
Nahdlatunnisa kepemimpinan perempuan yang perlu di suarakan guna membangkitkan perempuan dari masa ke masa sebagai pembaharu dengan tidak menghilangkan tradisi sudah sepantas nya memberikan playing projek dan implementasi yang nyata tak hanya teori tetapi dengan action kiprah perempuan dalam ranah publik.
Mau tidak mau perempuan harus bangkit dari berbagai problematika gender, imperialisme, memperdalam literasi,membentuk diri dan memberikan hasil nyata. Banyak yang perlu di perbaiki, tetapi mari memulai dari diri sendiri “Be your self and do the best” begitu kira nya ucapan Gus Dur yang di ingat hingga kini di harap kan di amin kan untuk di terap kan bagi setiap insan perempuan.