Perjalanan saya dari yang tadinya menjadi anak punk menjadi sekarang ini karena jiwa saya di bidang seni yang memanggil saya untuk berkreasi.
“Seperti dayung bersambut lah, kita mencari nafkah itu dari dunia ekraf”, imbuh Agus Cawing.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan jenis ekraf yang saya geluti berbagai macan seni dan kreasi dan hampir semua bahan baku yang digunakan dari limbah alam seperti bambu, serbuk kayu, potongan kayu dan tanaman yang sudah tidak terpakai.
“Dari bahan limbah alam itu saya buat seperti patung, asbak atau cindera mata apapun yang bahan berjenis kayu saya bikin”, jelasnya.
Dalam perjalanan saya mengembangkan erkaf, memang dulunya tidak ada perhatian dari Desa setempat namun untuk saat ini dibawah kepemimpinan Kepala Desa sekarang Alhamdulillah walaupun baru dalam bentuk support dan perhatian.
“Dari dinas terkait yaitu Disbudpora Kab. Ciamis juga Alhamdulillah sempat ada ajakan sampai sekarang pun masih berlanjut. Untuk itu saya berharap, khususnya Desa Selasari bisa lebih teliti lagi dalam merangkul dan menilai warga yang memiliki potensi-potensi lokalnya”, pungkasnya Agus Cawing.***A.Yayat/A.Suryana