Selain itu, Shohibul juga menjelaskan perannya di Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) yang memantau penggunaan dana publik dari pusat hingga ke desa.
Ia juga menekankan pentingnya persatuan dalam menghadapi tantangan global. “Ancaman banyak datang dari luar. Kita jangan mudah terprovokasi. Indonesia negara kuat dan punya sumber daya besar, tapi kita harus kompak,” tegasnya, sambil menyinggung dampak kebijakan global seperti yang pernah dilakukan oleh Donald Trump terhadap perekonomian dunia.
Shohibul mengajak masyarakat untuk terus percaya kepada pemerintah. Menurutnya, semua unsur negara—eksekutif, legislatif, dan yudikatif—saat ini memiliki semangat yang sama untuk menyejahterakan rakyat.
“Subsidi tetap berjalan. Misalnya, harga LPG seharusnya Rp50 ribu, tapi masyarakat hanya bayar Rp16 ribu karena sisanya disubsidi pemerintah,” jelasnya.
Pada sesi dialog, seorang peserta bernama Muslihudin menanyakan tentang rangkap jabatan DPR-MPR, Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa asuransi, dan kebijakan subsidi BBM. Shohibul menjelaskan bahwa peran di MPR tidak mengganggu tugas DPR, sebab sidang MPR hanya digelar sekali setahun atau saat pelantikan presiden.
Ia juga mengungkap bahwa subsidi energi cukup besar, dengan alokasi subsidi listrik mencapai Rp89 triliun per tahun. “LPG kita impor. Kalau beli Rp100, kita jual ke masyarakat Rp70, selisihnya disubsidi,” paparnya.
Kepala Desa Tanjungsari menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Shohibul Imam dan berharap kehadirannya membawa manfaat besar bagi desa. “Semoga beliau bisa membawa aspirasi warga Desa Tanjungsari dan memperjuangkannya di Senayan,” ujarnya. (Dods)
Baca Juga Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin Klarifikasi Terkait Dugaan Pemalsuan Surat