Banyaknya Merk Baru Dalam Program BLT Migor
Kabupaten Tasikmalaya, analisaglobal.com — Penyaluran Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng (Migor) yang sedang berlangsung di wilayah kabupaten Tasikmalaya, tentunya menjadi polemik tersendiri, baik bagi yang terlibat didalam program tersebut ataupun pemerhati kebijakan, dikarenakan dengan pola uang yang dibagikan dan seolah olah dibebaskan untuk berbelanja bagi KPM.
Akan tetapi fakta yang terjadi di lapangan seperti yang terjadi dibeberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, penyaluran BLT Minyak goreng hampir semuanya sama dengan pola atau penerapan teknis, yaitu uang diberikan kepada KPM dan setelah dibagikan ada yang menggunakan pola pada sore harinya uang ditarik kembali yang diduga oleh beberapa oknum dan ada juga di tempat pencairan langsung membeli Minyak Goreng karena adanya dugaan indikasi penekanan bahwa uang tersebut harus dibelikan Minyak Goreng.
baca juga Program BPNT dan BLT Migor di Kabupaten Tasikmalaya Diduga Jadi Ajang Bancakan Beberapa Oknum
Dengan adanya hal tersebut banyak menjadikan banyaknya temuan di lapangan dikarenakan KPM yang merasa dirugikan, karena mau tidak mau harus membeli minyak goreng sebanyak satu dus dengan harga nominal Rp. 300.000,- per dus, padahal ketika belanja di luar tentunya harga pun tidak akan mahal, dan ketika di hitung dari satu dus harga Rp.300.000,- dibagi 12 (atau satu lusin) mencapai harga Rp. 25.000 per liter.
Jika mengacu kepada surat Kepmensos Nomor 54 Tahun 2022 tentang bantuan program sembako periode April, Mei dan Juni tahun 2022 pada poin ketujuh anggaran sebesar Rp. 200 ribu untuk sembako dan pada poin kedelapan bantuan sebesar Rp. 100 ribu untuk minyak goreng selama 3 bulan dengan total Rp. 300 ribu, dan jika di akumulasi bantuan tersebut dengan total Rp. 500 ribu/KPM
Sejak pemerintah melepas harga minyak goreng ke mekanisme pasar, mendadak barang membanjiri rak-rak ritel modern. Juga, di pasar dan warung. Tidak hanya merk-merk yang selama ini sudah dikenal pasar. Tetapi Minyak goreng kemasan dengan berbagai merk baru bermunculan. Padahal sebelumnya, antrean panjang dan keluhan kelangkaan minyak goreng di berbagai daerah dilaporkan terjadi hampir setiap hari.
Adapun yang terpantau di lapangan, minyak goreng dalam kemasan muncul dengan beragam ukuran dan merk. Dengan harga yang melambung dengan merk dagang yang tentunya diduga masalah ijin edar menjadi pertanyaan, baik BPOM nya dan ijin lainnya.