Lebih lanjut Bambang menyampaikan luas lahan yang perlu di bebaskan untuk pembangunan leuwi keris termasuk genanganya adalah seluas 540 Ha, 310 Ha sudah bebas dan dikhususkan untuk tapak bangunan atau lokasi bangunan.
“Yang sekarang sedang berjalan adalah untuk lahan genangan seluas 240 Ha dan masih dalam proses musyawarah, kalau ini sudah selesai tentunya dilanjutkan dengan pembangunan tubuh bendungan,” ucapnya.
“Mudah- mudahan kegiatan bisa berjalan denagan lancar sehingga akhir tahun 2022 pembangunan fisik bendungan ini kita rampungkan dan tahun 2023 bisa kita lakukan impounding,” pungkasnya.
Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) DR. Ir. Mochamad Basuki Hadimuljono, M.Sc mengatakan agenda penanaman pohon dimaksudkan agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Sebagaimana arahan Presiden, pengelolaan penanaman pohon ini harus dapat menciptakan lapangan kerja, dengan cara dikelola oleh organisasi kemasyarakatan di desa,” tuturnya.
Menurutnya, semua tahapan seperti pembibitan, penanaman, pemeliharaan membutuhkan tenaga kerja, hal itu sebagai upaya membuka lapangan kerja.
“Kedepan Green Ekonomi itu yang akan dijual ke internasional, kegiatan penanaman pohon ini dimonitor oleh pecinta lingkungan dan menjadi promosi tersendiri,” jelasnya.***Agus S/ A. Yayat