“Dengan ini saya imbau kepada semua pihak supaya berlaku santun dalam berpolitik. Sebagai orang Indonesia, kita dikenal dengan budaya yang luhur dan sopan santun, berikanlah contoh yang baik kepada masyarakat,” tukasnya.
Terpisah, Sekjen BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) STIH Muhammadiyah Lampung Selatan, Meda Oktarian turut mengungkapkan suara pendapatnya terkait masalah konten kreator yang umumnya memiliki genre mempromosikan produk-produk perekonomian.
Kendati demikian menurut mahasiswa jurusan hukum itu, fenomena konten kreator merambah dunia politik sebenarnya bukanlah sebuah hal yang tabu.
Namun begitu, sebagai seorang duta atau utusan yang menjadi publik figur juga memiliki tanggung jawab kepada diri sendiri dan khalayak luas atas buah karyanya yang bakal disebarluaskan di tengah masyarakat.
Meda Oktarian mengamini apa yang disampaikan oleh Ketua Umum GML, Rizal Anwar supaya apa yang dilakukan hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang santun dan simpatik, yang pastinya akan juga mendapatkan respon yang positif.
“Belakangan ini profesi sebagai seorang konten kreator memang sudah menjadi trend dan bahkan cukup menjanjikan sebagai sebuah profesi, tapi tetaplah tunjukkan rasa hormat dengan siapapun itu,” kata Meda.
Dengan begitu, lanjut Meda, akan menciptakan sebuah korelasi yang harmonis antara masyarakat dengan pemangku kepentingan. Sehingganya hubungan itu bakal berkelanjutan secara kontinyu untuk kepentingan bersama masyarakat secara luas.
“Maksud saya begini, dengan cara santun dan simpatik itu pasti bakal berkelanjutan dengan silaturahmi dalam situasi harmoni. Seperti contoh, setelah memviralkan sesuatu kemudian ditindaklanjuti dengan sebuah pembangunan oleh pihak terkait, attitude itu diperlukan. Seperti dengan cara ucapan terima kasih di konten berikutnya,” tambah Meda.
Namun, masih kata Meda, jika hanya masalah-masalah tersebut saja yang dikemukakan, tanpa hal yang baik yang telah ditindaklanjuti ikut dipromosikan, itu lah yang dianggap tidak objektif dan sama saja dengan hanya mencari-cari kesalahan dengan panggung dunia digital.
“Itulah yang dinamakan sinergi, banyak contoh para pengkritik bisa menjadi partner pemerintah dengan informasi-informasi yang ada di bawah. Artinya, sesuatu hal jika dilakukan dengan cara simpatik, tentunya akan mendapatkan juga tanggapan yang simpatik. Karena sejatinya semua orang itu punya harga diri, punya martabat yang selalu ingin dijaga,” pungkasnya.
Sementara itu, sang konten kreator Ummu Hani dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, membantah jika dirinya telah di-endorse oleh pihak-pihak tertentu. Dia mengatakan apa yang dilakukannya semuanya murni dari aspirasi dirinya.
“Silahkan dicek dgn sebenarnya, dengan teliti klo emg saya disinyalir di duga adanya endorse. Mau di cari sampe kelobang semut juga, ga akan ada. Krn sampai detik ini saya independent tanpa campur tangan siapapun. Smua murni, aspirasi dari diri saya sendiri,” tulis Ummu Hani dalam balasan chat Aplikasi WhatsApp. (*/Edimirza)
Baca Juga Peringati HUT Kodam III/SLW Ke-78, Kodim 0613 Ciamis Gelar Acara Donor Darah Di Makodim