Untuk itulah Prawita GENPPARI sebagai pegiat pariwisata berbasis pelestarian alam, merumuskan konsep Natural Water Storage (NWS) sebagai bak penampungan air yang berfungsi menyimpan air di dalam sungai, kanal dan atau parit, dengan cara menahan aliran untuk menaikkan permukaan air sehingga cadangan air irigasi meningkat. Sifatnya multiguna, yaitu selain untuk konservasi, sumber air baku, irigasi, peternakan juga untuk perikanan maupun wisata. Teknologinya sederhana, biaya relatif murah/Teknik pemanenan air (water harvesting). Berukuran mikro (small farm reservoir) sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high added value crops). Mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan.
Untuk daerah – daerah yang memiliki kerentanan krisis air yang sensitif, artinya baru kemarau sebulan saja sudah mengalami kekeringan, maka Pemerintah Daerahnya diharapkan bisa segera untuk menginisiasi penyusunan DED Pembangunan “New Water Storage” ini. Adapun lingkup pekerjaan ini meliputi Survei lapangan dan Inventarisasi (kondisi existing), Survey lapangan video animasi desain grafis 3D rancang bangun, Analisis hidrologi yang meliputi ketersediaan air, kebutuhan air dan neraca air, Analisis hidrolika terhadap kelayakan kapasitas jaringan irigasi dan air baku, Pengukuran topografi, Penyelidikan dan analisis geologi teknik dan mekanika tanah, Analisis kondisi fisik geografis serta kesesuaian penggunaan lahan, Analisis desain kanal, Analisis kelayakan ekonomi, sosial dan konservasi sumber daya air dan lingkungan.
“ Oleh karenanya, saat menyampaikan berbagai masukan ketika melakukan dialog dalam kunjungan ke daerah – daerah sampai ke desa – desa, Prawita GENPPARI selalu menyarankan agar dalam penyusunan Review Tata Ruang Wilayah, mendorong penetapan Kawasan Strategis Percepatan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satunya, tersedianya kanal penampungan air untuk mengantisipasi kebutuhan air di musim kemarau. Prioritasnya tentu daerah yang rawan krisis air, tetapi tidak berarti yang airnya masih cukup lalu lalai dan abai. Itulah sebabnya diberbagai kesempatan, bahkan dalam skala kecil di tiap perumahan untuk selalu mengingatkan pentingnya sumur resapan atau biopori. Jika hari ini kita mengabaikannya, maka esok lusa anak cucu kita yang akan menderita karena kekurangan air sebagai sumber kehidupannya “, Pungkas Dede yang mengingatkan semua agar peduli untuk menjaga kelestarian air dan sumber air.***Day