Guru Muda PNS Di Kabupaten Pangandaran Mengundurkan Diri
Pangandaran, analisaglobal.com – Setelah viralnya unggahan video curhatan Husein Ali Rafsanjani melalui Instagram miliknya dan Tiktok Husien_Ar ini dibanjiri atensi dari berbagai netizen di akun miliknya.
Sebagai guru muda PNS di Kabupaten Pangandaran Husein dalam unggahannya tersebut menuturkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) dan intimidasi dilingkup Pemerintahan Kabupaten Pangandaran, hal tersebut ketika setelah dirinya setelah melaporkan kepada Lapor.go.id.
Video yang diunggah Husein dibagi 4 slide tersebut memaparkan keprihatinan dirinya selaku PNS baru dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Pangandaran.
Dalam penjelasannya kenapa dirinya berani speak up di akun jejaring sosialnya (IG dan Tiktok), kenapa berani mengundurkan diri dari PNS di Kabupaten Pangandaran, berawal dari Latsar tahun 2020 setelah terima surat tugas dengan detail biaya yang sudah dianggarkan oleh negara tiba – tiba H – 7, harus bayar uang transport.
Diduga Ada Intimidasi Dan Pungli
“Yang bikin jengkel dirinya ikut ga ikut sama rombongan, dirinya naek motor dari Pangandaran ke Bandung, ada juga yang ga ikut karena hamil dan sakit itu harus bayar, walau jengkel tetap bayar akhirnya”, ungkap Husein.
Hingga saat Latsar ditagih lagi sebesar Rp 350.000,-, sementara saat itu gajinya selama 3 bulan belum dibayar oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran, informasi yang didapatinya gaji dirapel selama 3 bulan.
Padahal di rekening tabungannya tidak ada uang, hingga dirinya berani melaporkan ke “Lapor.go.id“.
Baca Juga Manfaatkan Bahan Limbah dan Pelepah Pisang, Komunitas Seni Buhun Hasilkan Karya Seni Yang Menarik
Di laporan tersebut dicantumkan screenshoot penagihannya dan bukti transfernya, hingga tidak lama dari laporan tersebut dicarilah siapa yang lapor, karena banyaknya yang dituding dan dianggap merugikan yang lain, akhirnya dirinya mengaku yang lapor, papar Husein.
Tidak sampai disitu dirinya di telepon oleh BKPSDM Pangandaran untuk menghadap, namun saat menemui ke kantor BKPSDM, Handphone miliknya disuruh ditaroh di depan, suasana dirasanya olehnya tidak nyaman, dirinya berada ditengah dikepung 12 orang.
Dari pihak BKPSDM mempertanyakan kenapa melaporkan, dirinya menjelaskan apa yang dirasakan tersebut merasa keberatan uang untuk apa, urgensi apa.