“Sebetulnya kejadian seperti ini bukan satu kali ini saja, tidak adanya papan informasi bukan satu kali ini saja.” ujar Asep David.
Asep David juga menerangkan, terkait tadi saya menyampaikan pemdes ini seperti kerajaan Sunda Empire, maaf-maaf saja ini mungkin diterapkannya sudah kadaluarsa dan ini sudah beda jaman sudah bukan orde baru, jadi disini desa tapi penerapannya baru sekarang karena informasi terlambat dan otoriter kekuasaannya seperti itu,” terangnya.
Ditempat yang sama Kepala desa Dawagung Ma’mur mengatakan, Kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan media dan mengucapkan terimakasih juga kepada Muspika, dan kami ucapkan kepada Mohamad Asep David, mungkin saya selaku kepala desa dawagung masih banyak kekurangan – kekurangan dan kelemahan serta kebodohan.
“SDM saya mungkin rendah, dan untuk itu terimakasih atas masukannya, mungkin kedepannya saya yang insya allah akan lebih berhati-hati, memperbaiki dan akan mensosialisasikan kepada masyarakat baik melalui media sosial ataupun secara langsung atau musyawarah,” ungkapnya.
Ma’mur juga menambahkan, dan kami ucapkan terimakasih kepada semuanya, ini menjadikan satu pelajaran bagi kami semua untuk membangun desa Dawagung, imbuhnya.
Ditempat yang sama Drs. Asep Suhendar selaku Camat Rajapolah mengatakan, menyikapi kegiatan barusan kami atas nama Muspika Rajapolah mungkin ini bentuk kecintaan warga masyarakat bagaimana memajukan desa dengan demokrasi.
“Dan saya kira ini adalah masukan yang baik, dan ini bagian pelajaran bagi kepala desa, dan kami akan lebih meningkatkan lagi, dan saya berkewajiban untuk membina mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan dengan masyarakat.” Katanya. (Mar)
Baca Juga Manfaatkan Bahan Limbah dan Pelepah Pisang, Komunitas Seni Buhun Hasilkan Karya Seni Yang Menarik