Lanjut Bupati Jeje, tiba – tiba dirinya dikagetkan dengan adanya teriakan yang bersumber dari kelompok warga yang mengatasnamakan dari Masyarakat Pangandaran Bersatu yang berada di area depan kantor Bawaslu. “Ada samar – samar sampai menyebut kata nama hewan juga (anjing) Mendengar perkataan kotor itu ya saya turun dari mobil. Karena sudah keterlaluan, kalau dibiarkan itu berbahaya.” Ujarnya
Bupati Jeje juga menerangkan, Setelah saya turun dari mobil mengatakan ke arah kelompok orang dimana sumber suara perkataan kotor tadi keberadaannya. “Saya disini bukan menantang berantem, tetapi saya cuma ngomong ayo siapa yang berani mengucapkan perkataan kotor tadi, karena hal seperti itu kan kurang baik dilontarkan, bukan karena saya ini seorang bupati, akan tetapi itu sudah kelewatan.” Terangnya
“Saya pun sampai ngomong lima kali siapa yang berani mengatakan kotor lagi, tapi semua diam tidak ada yang mengaku,” Ujarnya
Bupati Jeje juga menegaskan, dengan adanya kejadian tersebut bukan berarti dirinya menantang rakyat, tetapi dirinya menegur oknum masyarakat yang kelewatan dalam berujar, mana mungkin saya menantang rakyat nya sendiri. “Masa sih kiranya masyarakat yang sudah kelewatan tidak ditegur, itu kan sudah kebangetan.” Tegasnya
Bupati Jeje pun saat ini sedang mengkaji dan menganalisa untuk proses penindakan hukum terhadap oknum masyarakat yang melontarkan perkataan kotor tadi dan menuding dirinya telah menantang rakyatnya.***A. Baron