“Selepas kegiatan dari sekolah atau bubar, anak saya di hubungi oleh Kakak kelasnya untuk kumpul di lepus Jambansari kampung situ dan di sana dibalut dengan kegiatan kepramukaan dan disitulah awal mula terjadi perpeloncoan ketika si anak melakukan kesalahan hukumannya bukan Push up atau Sheet up, tetapi penempelengan, atau penamparan dan ini berdasarkan keterangan dari anak-anak sehingga mengakibatkan luka luka di bagian pundak dan kepala dan anak saya sendiri sampai pecah bibir.” Jelasnya
Dilain Pihak, Suarman Guntara Kepala sekolah SMAN 1 Ciamis Sangat menyayangkan terjadinya tindakan kekerasan dalam kegiatan tersebut pada hari Sabtu kami tahunya dan ini sudah ditangani oleh Wakasek dan pada saat itu juga ada pak kanit ini sangat disayangkan dan saya merasa kaget. Ungkapnya
“Menurut siswa tadi anaknya wakasat mengakui itu sebagai adat ambalan dan mereka juga menyadari bahwa adat tersebut tidak baik apalagi ada yang luka ini murni kegiatan kurikuler Pramuka tetapi tidak meminta izin dulu.” Pungkasnya.***TIM