“Jadi intinya harus ada keseimbangan tidak hanya pemulihan ekonomi saja tapi kesehatan diabaikan, tapi harus berjalan bersama oleh karena itu kami mempunyai kajian untuk pemulihan ekonomi dan mitigasi risiko kesehatan,” ucap Keri.
Terkait tiga tahapan penyelamatan ekonomi mulai 2020 hingga penormalan ekonomi di 2025, Keri menegaskan, pihaknya memaparkan strategi kepada gubernur.
“Tiga tahapan ini kita sudah sampaikan strateginya apa saja,” ucapnya.
InJabar dan Kemenkes RI Kerja Sama Kembangkan Mobile Lab BSL-2
Selain menyampaikan kajian pemulihan ekonomi dan penanganan kesehatan dalam audiensi dengan Gubernur Jabar, InJabar Unpad juga melaporkan telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) dalam mengembangkan Mobile Laboratory Biosafety Level-2 (Mobile Lab BSL-2) untuk pengetesan COVID-19 dan tracing massal.
Direktur Utama InJabar Unpad Keri Lestari Dandan menjelaskan, dalam Mobile Lab BSL-2 ini terdapat main room yang berpisah dengan anteroom dan dilengkapi dengan sistem interlock yang menjamin tidak terjadi kebocoran terhadap lingkungan sekitar.
Prototipe Mobile Lab BSL-2 telah selesai dibuat di Kota Cimahi dan sudah ditinjau pihak Kemenkes RI.
“Sekarang sedang proses pembuatan kontrak penyediaannya,” tambah Keri.
Mobile Lab BSL-2 inovasi Jabar ini pun tengah dalam proses sertifikasi di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) dengan opsi sertifikasi internasional di Singapura.
Keri mengatakan, pihaknya juga masih dalam kerja sama dengan Kemenkes RI untuk mengadakan aplikasi bernama Indonesia Test Trace and Isolation (ITTI) di Mobile Lab BSL-2. Aplikasi ini akan menjadi basis data untuk algoritma penanganan COVID-19. Pada saat tes dan trace massal, terdapat dua data yang dimilili yakni data positif dan negatif.
“Data postif kemudian dibagi dua lagi, yang memiliki gejala COVID-19 langsung masuk ke rumah sakit rujukan dan yang tanpa gejala akan diisolasi mandiri terpimpin yaitu melalui pemanfaatan IT yang didampingi oleh tenaga kesehatan. Kemudian yang negatif akan diberikan pilihan divaksinasi atau tidak,” kata Keri.
Keri berharap, aplikasi berbasis Android ini dapat membantu penanganan COVID-19 secara terpimpin dan sistematis.
“Semua inovasi ini (nantinya) tidak hanya digunakan di Jabar, tapi untuk penanganan COVID-19 secara nasional bersama Kemenkes,” Ujarnya mengakhiri.***red
Sumber : Humas Jabar