“Seperti Program Sekoper Cinta, salah satu kurikulumnya adalah deteksi radikalisme. Program-program ini insyaallah akan membawa Jawa Barat 2022 gas pol melawan radikalisme,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan, kedatangannya ke Jabar untuk bersilaturahim kebangsaan dengan kepala daerah terkait penanganan isu radikalisme dan terorisme.
“Hari ini kita bisa silaturahmi kebangsaan dengan Bapak Gubernur Jawa Barat. Intinya, kita ingin meningkatkan ikhtiar merawat kebhinekaan untuk mencegah intoleransi, radikalisme dan terorisme. Kita tentu tidak ingin adanya ideologi yang berbasis kekerasan,” ungkap Boy Rafli.
Menurutnya, ideologi terorisme merupakan suatu paham yang menganut kekerasan sebagai tindakan benar. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat tetap teguh pada nilai luhur bangsa, khususnya Pancasila.
“Ideologi terorisme itu adalah ideologi yang berbasis kekerasan, yang akhirnya memapar masyarakat kita. Diharapkan masyarakat tetap teguh menjaga nilai luhur bangsa kita,” imbuhnya.
Boy Rafli menegaskan, bahwa ideologi negara Pancasila perlu terus dijaga dengan kolaborasi antar pemerintah pusat dengan daerah. Dengan demikian potensi yang bertentangan dengan ideologi negara dapat terkikis.
“Kita telah memiliki ideologi negara Pancasila yang tentunya perlu kolaborasi dan ikhtiar bersama agar segala potensi berkembangnya ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara bisa dieliminasi,” ujarnya.
Boy Rafli menuturkan, diskusi yang dilakukan dengan Gubernur Jawa Barat dan jajarannya ini juga terkait dengan program kontra radikalisasi karena salah satu lokasi kawasan terpadu nusantara yang disusun ada di wilayah Jabar, terutama di wilayah Kabupaten Garut.
“Kita juga mengembangkan narasi – narasi dalam rangka kontra propaganda jaringan teroris yang menyampaikan pesan ke Indonesia,” ungkapnya.
Rudi
Humas Jabar