Petani Tembakau di Mangunjaya Menjerit
Pangandaran, analisaglobal.com – Persoalan cuaca, keterbatasan ilmu pengetahuan perlunya peningkatan kapasitas para petani, penyuluhan perlu dimaksimalkan, berpengaruh kepada hasil produktivitas dan kualitas hasil tembakau yang barang tentu akan berpengaruh kepada kualitas harga jual.
Hambatan yang dirasakan petani tembakau di Kecamatan Mangunjaya ini dikeluhkan karena hasil panennya berupa tembakau basah harganya tidak sesuai dengan harapan.
Hal tersebut dirasakan dan disampaikan oleh Amat salah seorang petani di Desa Mangunjaya Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran kepada Analisaglobal.com, Rabu 28 Agustus 2024.
“Kami sudah berusaha menawarkan untuk menjual hasil panen tembakau ini kepada tengkulak dan pengusaha tembakau namun harga tidak sesuai harapan kami”, ungkapnya.
Harga tembakau basah ditawar rata – rata Rp 6.000 s/d 7.000 per kilogram, lebih miris lagi kemaren hari Senin harga sampai Rp 4.000 per kilogramnya, kami ingin diharga Rp 10.000 per kilogram, karena kalau harga yang ditawarkan tersebut bagi kami tidak ketutup biaya produksi alias belum balik modal, paparnya.
Sementara dari mulai pembudidayaan, pengolahan dan varietas tembakau perlakuan kami sama dengan Kecamatan Padaherang, tapi kenapa harga kami lebih murah, apakah ini ada permainan para oknum para tengkulak yang hingga membuat kami merasa miris dengan harga tersebut, ucapnya.
Perlu Uji Lab. Pemda Jangan Picek
Sepengetahuan saya harga di Kecamatan Padaherang wilayah Desa Paledah dan Maruyungsari hasil tembakau basah itu harganya sekitar Rp 10.000 s/d 25.000 per kilogram, terangnya.
Masih menurut Amat, sebelumnya kami sudah pernah bertemu dengan beberapa pengusaha bahkan ada syarat dan ketentuan jika harga hasil panen tembakau kami bisa diterima, dengan kualitas yang baik dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Hasil panen harus bulan Agustus – September
2. Tidak saat musim hujan artinya saat panen musim kemarau.
3. Harga jual mengikuti harga petani.