“Kalau di jual dengan harga biasa, kami tidak dapat untung bahkan rugi. Kami ingin agar pemerintah mendengar dan mengetahui bahwa harga tahu tempe (HuPe) mahal karena bahan bakunya sudah naik.” Kata dia.
Sementara itu, salah satu perajin tahu tempe di Kampung Rawa, Johar Baru Jakarta Pusat, Ahmad Abdullah, mengaku aksi mogok produksi dilakukan karena sebagian bsar konsumen keberatan kalau harga tahu tempe dijual menjadi dua kali lipat dari harga sebelumnya.
“Harga kacang kedelainya melambung tinggi, jadi saya naikan harga jualnya jadi tinggi juga. Orang-orang pada kaget beli tempe Rp. 5.000 sekarang jadi Rp. 8.000, terpaksa berhenti dulu tidak jadi beli.” Katanya.
Abdullah berharap, agar harga kacang kedelai bisa kembali stabil, sehingga mogok produksi tidak akan berlangsung lama, dan konsumen dapat memperoleh harga tahu tempe yang wajar seperti semula. Harapnya***Maskuri