Pembahasan ketahanan pangan dalam konteks ini berada di tataran keamanan pangan skala nasional, karena kalau bicara wilayah (daerah) tentunya ada daerah yang surplus dan ada juga yang minus (defisit). Untuk itu, mengembangkan sistem logistik pangan sangat penting guna menjamin kelancaran distribusi pangan yang terjangkau dan merata ke seluruh wilayah Indonesia. Sistem logistik pangan nasional yang kuat harus bertumpu pada empat strategi, yaitu peningkatan produksi, perbaikan sistem distribusi, pengembangan kelembagaan, dan mendorong konsumsi pangan lokal. Untuk itu, Dede memandang bahwa Indonesia sudah saatnya memiliki sistem informasi logistik pangan yang menjamin akurasi, presisi, real time dan transparan tentang peta dan data produk pertanian skala nasional. Katanya
Terlebih di masa pandemi covid 19 seperti saat ini, banyak negara yang “terpaksa” membuat kebijakan untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri dan cenderung menahan ekspor produk pangannya. Oleh karenanya mengembangkan basis pemanfaatan sumber pangan lokal juga menjadi sangat penting sebagai salah satu komponen dari strategi pengembangan sistem logistik pangan nasional. Tepatnya dengan menerapkan dua skenario diversifikasi pangan, yaitu diversifikasi pangan karbohidrat non beras, dan diversifikasi ke sumber pangan non karbohidrat seperti kacang, protein hewani, sayur, dan buah.
Merujuk pada pemetaan persoalan pangan di era VUCA ini maka pengembangan program lumbung pangan (food estate) harus terus ditumbuhkembangkan secara sungguh – sungguh. Bukan hanya berorientasi pada program cetak sawah saja, melainkan juga pada pengembangan pusat pangan lainnya, seperti singkong dan jagung sesuai dengan kondisi lahannya.
“Yang jelas karena masyarakat Indonesia itu merupakan masyarakat dengan tingkat konsumsi beras paling tinggi di dunia, maka basis penguatan ketahanan padi menjadi prioritas. Namun di saat yang bersamaan, diversifikasi sumber karbohidrat lainnya pun harus tetap dikembangkan sebagai cadangan jika dunia benar – benar mengalami krisis pangan khususnya padi“, Pungkas Dede.***Masdar