JAKARTA, analisaglobal.com — Keamanan pangan (food safety), dan penyakit lintas batas (transboundary aquatic animal disease termasuk didalamnya exotic dan infectious disease) menjadi dua isu persaingan ketersediaan pangan secara global. Tak jarang, demi mendapatkan produk terbaik, negara maju sebagai konsumen membuat technical barrier melalui penerapan persyaratan teknis yang ketat dan bisa menyulitkan negara-negara pengekspor, termasuk Indonesia.
Karenanya, diperlukan peningkatan pengetahuan dan kemampuan para aparatur kementerian teknis dalam bernegosiasi atau berdiplomasi di forum internasional. Hal tersebut sangat penting agar substansi teknis dapat tersampaikan dengan baik dan meningkatnya posisi tawar Indonesia, terutama di forum internasional.
“Negara – negara yang telah meratifikasi perjanjian pasar bebas WTO, dapat menyelesaikan berbagai permasalahan perdagangan komoditas dalam forum resmi secara fair dan ilmiah,” terang Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendali Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina di Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Sebagai langkah konkrit, Rina pun memimpin jajarannya dengan menggelar pelatihan bertajuk “Workshop on Negotiation Skill: Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia BKIPM dalam Berkomunikasi pada Fora Internasional di Bidang KIPM.” Dia berharap, forum ini bisa menjadi ruang bagi para penjaga ekspor kelautan dan perikanan terkait kapasitas international fora manner (presentasi, chairperson capacity, arguing, mengemukakan pendapat dst).
“Tentu kita ingin meningkatkan kemampuan para aparatur, khususnya dalam mendukung peningkatan dan efektivitas kerja sama luar negeri bidang KIPM,” sambungnya.