Karena menurutnya, dengan Literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis. Di era digital masyarakat harus pintar memilah dan memilih informasi yang diterima, karena banyak informasi yang beredar khususnya mendekati Pemilihan Umum Kepala Daerah (PEMILUKADA) tahun 2024 ini.
“Masyarakat harus bijak dan cerdas dalam menerima informasi yang didapat di ruang digital. Maka untuk mewujudkan hal tersebut, saya menekankan kepada seluruh wartawan yang tergabung didalam organisasi Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPC PWRI) Kabupaten Tasikmalaya pentingnya untuk memberikan pemahaman mengenai literasi digital kepada masyarakat agar terhindar dari isu atau berita hoaks di ruang digital saat ini,” ungkapnya.
Literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis. Mereka tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi korban informasi hoaks, atau korban penipuan yang berbasis digital, ujar Chandra.
“Membangun budaya literasi digital perlu melibatkan peran aktif masyarakat secara bersama-sama, karena di era digital saat ini, penyebaran informasi banyak dilakukan melalui media sosial, karena media sosial saat ini sangat dekat dengan masyarakat melalui smartphone,” pungkasnya. (Johan)
Baca Juga Pemdes Rajamandala Kecamatan Rajapolah Laksanakan Kegiatan Intervensi Stunting