“Maka untuk kaum millenial, jangan takut gagal dalam berusaha. Selanjutnya kaum millenial jangan malu untuk bertani atau jadi peternak. Karena jika di terapkan saat ini kaum millenial harus berinovasi dalam segala bidang, contohnya pertanian organik,” paparnya.
Selanjutnya Andi Siswanto menjelaskan untuk khususnya di Desa Panjalu yang letak geografisnya sangat cocok untuk pertanian bahkan memiliki wisata Situ Lengkong. Itu bisa di kelola dan dikembangkan oleh kaum millenial yang bekerjasama dengan masyarakat setempat.
“Kan ada Panjalu Center dan Pokdarwis, di situ bisa menjadi salah pusat edukasi dan informasi untuk mengelola tiga (3) bidang itu, nantinya bisa di kembangkan menjadi salah satu objek wisata baru misalnya Agrowisata dan Wisata Edukasi,” jelasnya.
Gustira Panduwinata, selaku ketua Panjalu Center atau Posyantek menambahkan bagi masyarakat yang menghadiri atau tidak menghadiri Workshop ini bisa datang untuk konsultasi mengenai pengaplikasian produk Bio. Bahkan bagi masyarakat yang membutuhkan produk tersebut, kami sediakan di Posyantek atau Panjalu Center. Tambahnya.
*Manajemen Sampah Bisa Di Jadikan Rupiah, Sehingga Bisa Jadi Sumber Pendapatan*
Dalam workshop tersebut juga di bahas tentang Manajemen Sampah, Sodikin dari Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, mengatakan dengan GARDA JAWARA SAJATI adapun manfaat dari program tersebut untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan hidup, melatih masyarakat berbagi dan bersedekah. Dengan adanya program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, insentif kepada pengurus dari hasil pengumpulan dan penjualan, penyaluran bantuan modal, bantuan sosial, beasiswa untuk anak sekolah tidak mampu.
“Dari sampah, minyak jelantah yang dihasilkan warga tiap hari, itu bisa menjadi rupiah. Dari minyak jelantah bisa di buat menjadi sabun dan lilin serta dari sampah anorganik pun bisa diolah menjadi bio diesel,” imbuh Sodikin.
Aan Gunawan selaku ketua LPM Desa Panjalu mengharapkan kepada semua yang menghadiri acara workshop tersebut agar jangan hanya hadir dan mendengarkan acara workshop akan tetapi harus bisa menghasilkan produk-produk pertanian, peternakan dan perikanan yang unggul supaya program-program pemberdayaan masyarakat bisa tercapai. Apalagi Ciamis masih mendatangkan 70% ikan dari luar Ciamis. Pungkasnya.***A.Yayat H/Goez