Masih kata Maman, “untuk pembuatan bahan keterampilan dari daun Jaksi/Pandan berduri ini ada beberapa tahapan, pertama di serbit dulu kecil – kecil menggunakan namanya tanduk, lalu direbus, setelah direbus direndam di kolam satu malam untuk menghilangkan getahnya, dan setelah itu baru dijemur sampai kering sampai warnanya memutih.” Ungkapnya
Maman juga menambahkan, “untuk sekarang ini dirinya paling hanya bisa produksi sebanyak 4 kilogram saja perharinya, mungkin karena dirinya sudah lanjut usia, padahal usahanya tersebut sudah dia geluti dari tahun 1970 hingga sekarang.” imbuhnya
Hal senada juga disampaikan oleh Istri Maman yaitu Nonah (68), kerajinan dari daun jaksi/pandan berduri ini setelah siap jual biasanya nanti ada yang mengambil dan membelinya sudah berlangganan, karena bahan kerajinan ini nantinya di buat untuk topi, tas ataupun untuk pengikat kerajinan lainnya. Katanya
Nonah juga berharap, meskipun baru berjalan kembali usahanya, dirinya berharap pemerintah bisa memperhatikan bagi usaha rumahan, apalagi dirinya dari dulu sampai sekarang belum pernah tersentuh oleh bantuan pemerintah untuk mengembangkan usaha bahan keterampilan. harapnya
“Mudah – mudahan usaha ini kembali lancar seperti biasa, dan kedepannya harga bahan keterampilan Jaksi/Pandan berduri ini bisa kembali normal perkilogramnya tidak seperti sekarang menjadi murah.” tutupnya***UWA