Penulis : NOVIAWAN ABDUL AZIZ
WK 1 BIDANG KADERISASI PK PMII Universitas Cipasung Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya, analisaglobal.com — Ketika mendengar mahasiswa tentunya erat kaitannya dengan seorang yang belajar di perguruan tinggi dan di pandang pandai dalam segala hal oleh kalangan akar rumput dan dapat melakukan perubahan, control sosial juga tonggak bangsa. Namun fenomena saat ini justru mahasiswa seringkali hanya berlomba mengejar ijazah dengan cepat, berkompetensi dalam akademis dan mempunyai IPK 4,0.
Apakah ini suatu kewajaran ? tentunya itu ada di dalam benak para pembaca sekalian, namu menurut penulis itu suatu kewajaran lantaran saat ini keadaan yang membentuk mahasiswa seperti demikian yang cenderung berpacu terhadap pekerjaan, persaingan, perkembangan zaman dan ilmu-ilmu praktis yang di dapat. Jarang sekali untuk saat ini mahasiswa di tuntut kreatif dan inovatif untuk memajukan daerah nya sendiri. Kelihatannya secara kasat mata mahasiswa ketika kembali ke desa itu menjadi aparatur desa saja dan mendapat kehidupan yang layak dari sana. Namun tak sedikit mahasiswa yang mampu menjadikan suatu posisi di aparatur untuk kemaslahatan kepentingan orang banyak/ menjadi insan yang dinamis.
Dinamis adalah suatu kosakata yang dalam KBBI artinya penuh semangat dan sehingga cepat bergerak dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya. Artinya mudah ber-adaptasi. Ada salah satu organisasi kemahasiswaan yang menanamkan hal tersebut terhadap anggota organisasinya dan organisasi tersebut diawali dengan kata “ Pergerakan” yang dimana pergerakan adalah salah satu kata yang sangat keren karena itu merujuk pada bergerak secara dinamis. Tentunya hal itu menjadi suatu peluang bagi mahasiswa agar dapat menjadi seseorang yang memang benar-benar dapat menyesuaikan dengan keadaan, adaptif mampu melihat kondisi berdasarkan kacamata analisa dan mampu solutif dengan mempertimbangkan baik dan buruk.
Saat ini di era 5.0 globalisasi manusia dituntut untuk kreatif dan inovatif, namun apa jadinya jikalau daerah pemukiman padat penduduk di Indonesia masih belum mengenal dan beradaptasi dengan keadaan tersebut. Menurut kalkulasi, negara Indonesia berada 25 tahun lebih buruk dari pada negara maju di dunia.
Tentunya di rasa perlu ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah dengan pergerakan mahasiswa yang dinamis, tak pernah memandang keadaan pribadi, mampu melakukan perubahan. Ada tiga slogan yang sering di gemborkan olah mahasiswa yaitu mahasiswa sebagai agent of change ( Agen Perubahan ), Control social ( pengontrol sosial ) dan Iron Stock ( tonggak suatu bangsa ). Tetapi kata slogan itu hanya di terapkan secara pribadi oleh insan mahasiswa saat ini karena mereka terfokus terhadap perkembangan akademis, menjadikan IPK tolak ukur untuk kesejahteraan pribadi dan di harapkan mendapatkan penghidupan yang layak. Sedangkan jarang saat ini mahasiswa yang mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk kesejahteraan masyarakat. Tentunya miris akan kepedulian mahasiswa masih ada di bumi pertiwi.
*)Mahasiswa Sebagai Agent of Change