Muda Mudi Dusun Kalapa Dua Desa Margaluyu Manonjaya

Kabupaten Tasikmalaya, analisaglobal.com — Masih dalam rangkaian memperingati PHBI dan PHBN dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan RI Ke-77, Sanggar Seni Ringkang Pamitran beserta Pemuda- Pemudi RW 03 Dusun Kalapadua menggelar kesenian budaya Kuda lumping yang bertempat di rumah makan Nemplok Hejo Kalapadua Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Rabu (31/08/22).

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Camat Manonjaya Tatang Wahyudin Sp. Mp, Kepala Desa Margaluyu, Muspika Kecamatan Manonjaya Tokoh masyarakat, Putri Budaya Jawa Barat 2022, Seniman Nasional (Cucu Cahyati) pemuda pemudi RW 03, serta para Seniman yang ada di wilayah Kecamatan Manonjaya juga tamu Undangan.

Dalam acara tersebut dilaksanakan juga penyerahan penghargaan sertifikat secara simbolis yang di serahkan langsung oleh Tatang Wahyudin Sp. Mp selaku Camat Manonjaya.

Adapun Sanggar seni yang ada di wilayah Kecamatan Manonjaya khususnya Kedusunan Kalapadua Desa Margaluyu yaitu, Sanggar Seni Ringkang Pamitran, Putra Pajajaran, Sabda Pangrumat, Rajah Pamolah, Wandareka, Puspa Jaya Komara, dan Lodaya Sakti Son.

Menggelar Kesenian Budaya

Sumarna selaku ketua pelaksana menuturkan, Alhamdulillah masyarakat sangat antusias sekali dengan adanya pagelaran seni budaya di tahun 2022 ini mudah-mudahan kedepannya khususnya kesenian yang ada di RW 03, bisa mengharumkan nama Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya serta Kabupaten Tasikmalaya. Tuturnya.

Baca Juga https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia

Herlina Listiani selaku perwakilan dari pemuda-pemudi RW 03 Kalapadua menjelaskan, Dalam rangka memperingati PHBI sekaligus HUT Kemerdekaan RI Ke-77, kami dari Rw 03 Kalapadua mengadakan penggelaran seni, banyak sekali Sanggar-Sanggar yang memang sangat antusias untuk tampil dibidang seni sehingga bisa mewadahi anak-anak atau generasi muda yang cinta budaya, dengan adanya penggelaran seni budaya ini bisa merangkul atau mengajak generasi muda-mudi yang kurang peduli terhadap budaya kita karena sudah tergeser oleh budaya baru. Jelasnya.