Yayat juga menerangkan, Karena sejak kecil sampai dewasa lama tinggal di Kutoarjo, Dirinya tidak mengenal pangsa pasar di daerah Ciamis, hingga akhirnya meminta bantuan modal kepada kakaknya Adang, sampai Adang sendiri membuka celengan miliknya. Hingga pada tahun 2007 akhirnya bisa menyuplai tahu setengah jadi untuk di olah menjadi tahu bulat ke Adang di Tasikmalaya dengan kapasitas 10 ton kacang kedelai perhari. Ungkap Yayat Hidayat
“Dengan semakin maraknya pabrik tahu bulat di daerah Jelat dan Cipaku yang hingga saat ini hampir 30 pengrajin. resep tahu bulat Miliknya banyak di pakai di beberapa pabrik daerah tersebut. Namun dengan hal itu, dari para pengrajin beberapa pabrik tahu bulat ada sedikit partisipasi sebagai tanda terimakasih kepada Dirinya.” Ujarnya
“Untuk saat ini karena sudah merebaknya pengrajin tahu bulat dimana – mana, kapasitas produksi yang setiap pabrik membutuhkan kacang kedelai rata – rata 2 ton per hari.” Jelasnya.
Untuk selama ini, sistem pemasaran tahu bulat hingga merambah ke beberapa daerah di Indonesia, dilakukan dengan sistem keagenan.
Di akhir ceritanya Yayat Hidayat mengatakan, “dengan temuan resep tahu bulat, Ia merasa bersyukur dan senang karena bisa menjadi terkenal sebagai makanan cemilan khas Ciamis. Apalagi dapat menambah pengrajin sekaligus memberdayakan banyak orang untuk mengais rejeki dari tahu bulat walaupun Dirinya sendiri tidak memiliki pabrik tahu bulat.” Pungkasnya.***Goez/A. Yayat H