Gubernurpun berharap, dengan giat silaturahmi kebhinekaan ini dapat tercipta rasa kebersamaan diantara kita didalam menjaga keutuhan NKRI.
Di tempat yang sama, Watimpres RI Maulana Al – Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya mengatakan, bahwa tokoh dari Katolik dan Protestan adalah bagian dari elemen masyarakat Indonesia yang diharapkan mampu menghindari intoleransi beragama yang akan berdampak pada keutuhan NKRI.
Menurutnya, ” Pancasila itu letaknya bukan di mulut letaknya tetapi di dalam hati seperti yang dikatakan oleh Bapak Gubernur bilamana tercetus yang keluar dari sarang lebah diketahui dan lagu bagi pemantik yang bisa melaksanakan alat musik memang yang keluar dari hati itu notnya berbeda walaupun jatuhnya sama itu keanehan keunikan tersendiri dalam dunia musik hebatnya dalam dunia mengimbangi dan yang mengimbangi juga geseknya tidak terlepas sebagai suara yang paling rendah karena musik itu hanya sebatas perumpamaan saja.
“Marilah kita bersama-sama untuk dapatnya menjalankan kehidupan sehari-hari dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila agar NKRI tidak terpecah belah oleh intoleransi beragama,” pesannya.
Pada kegiatan tersebut juga, Dewan Pertimbangan Presiden (Watinpres) RI Maulana Al – Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya sempat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Paroki (Rumah Pastor) di area depan Gereja ST. Marinus.
Seusai di Gereja Santo Marinus Paroki Kristus Raja bertolak ke Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan ke Pura Agung Sangga Bhuwana yang tidak jauh dari Area Kompleks Perumahan Resinda. Vihara Sanghamitta, dan kegiatan kunkernya diakhiri di Klenteng Bio Kwan Tee Koen yang terletak di Jalan Raya A Yani, Kelurahan Nagasari, Karawang.
Sumber : Pendam III/Siliwangi