Merujuk standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jabar harus mengetes dengan metode PCR sebanyak 500.000 atau satu persen dari jumlah penduduk.
“Ini sudah mendekati dari standar WHO, yaitu satu persen dari jumlah penduduk. Kita berharap minggu depan sudah tercapai setelah itu akan kita kejar dan jaga per minggunya,” kata Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil mengatakan bahwa pihaknya akan fokus menangani klaster pesantren dan industri.
“Minggu ini kita sedang fokus di klaster pesantren yang menjadi perhatian kita. Kasus klaster pesantren di Kuningan dan kabupaten Tasikmalaya pengondisian sudah dilakukan,” ucapnya.
“Lalu masih ada klaster industri, khususnya di Karawang, sehingga proses pengendalian itu terus kita lakukan,” imbuhnya.
Dari sisi ekonomi, Kang Emil juga memaparkan bahwa meski terjadi pandemi, ekspor Jabar tertinggi di Indonesia dari Januari hingga Agustus 2020. Selain itu, investasi dan kenaikan pendapatan daerah dari pajak juga tinggi.
“Satu lagi, yaitu bulan depan Pelabuhan Patimban di kawasan metropolitan Rebana akan diresmikan untuk menimbulkan rasa optimisme,” katanya.***red
Sumber : Humas Jabar