Selanjutnya Dede juga menjelaskan pengertian ekowisata sebagai bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area), memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Jadi ekowisata pada dasamya merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco-traveler pada hakekatnya konservasionis, jadi harus mampu menjamin kelestarian lingkungan dalam hal menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan, melindungi keanekaragaman hayati, dan menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya. Jelasnya
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman kunjungannya, Dede menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peluang dan kesempatan yang sangat besar dalam mengembangkan ekowisata. Tidak sekedar memberikan kontribusi devisa bagi negara, tetapi juga menyiapkan warisan yang berharga bagi anak cucu di kemudian hari yaitu terjaganya lingkungan hidup yang ramah dan lestari. Lihat saja bagaimana negara – negara Afrika Tropis memberi bukti bahwa pengembagan ekowisata dan kawasan konservasi dapat memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan. Demikian pula Afrika Selatan dengan KruegerNational Parknya, Malaysia dengan Taman Nasional Kinibalu, Amerika Serikat dengan Yosemite dan Inggris dengan Peak District serta Equador dengan Taman nasional Galapagos-nya. Apa yang ada di mereka, semua ada di Indonesia. Ungkapnya
“ Untuk itulah dalam pengembangan pariwisata, Prawita GENPPARI selalu mempertimbangkan aspek variasi destinasi dan aspek market yang dipadukan dengan kelestarian alam daaaan kesinambungan kehidupan. Budaya dan kearifan lokal bisa juga menjadi daya tarik khusus, sehingga pelestarian budaya merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari pelestarian alam itu sendiri. Harmoni sikap dan cara pandang yang dipandu dengan keinginan luhur untuk melestarikan keduanya, bisa menjadi subjek yang mampu menyedot perhatian para wisatawan. Dan di kawasan Sanghyang Heuleut ini, banyak sekali objek yang bisa dijadikan kawasan pengembangan ekowisata “, pungkas Dede sambil memohon pamit untuk melanjutkan perjalanannya.***(Masdar)