Dalam dialog yang dikemas menjadi saresehan wisata dan budaya, Dede menjelaskan “secara rinci konsep pengembangan wisata dengan mengacu pada 3A, yaitu Atraksi (daya tarik), Aksesibilitas (akses jalan menuju lokasi wisata) dan ammenitas (fasilitas umum yang harus tersedia). Tidak lupa menambahkan perlunya integrasi dengan spot wisata lainnya yang terdekat, sehingga wisatawan betah di tempat tersebut karena ada beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi. Bahkan kemungkinan mereka membutuhkan jasa untuk menginap di lokasi tersebut, yang tentu perlu mempersiapkan dalam membuka ruang kesempatan pada masyarakat berupa homestay.
“Namun demikian homestay tidak berarti kesediaan rumah masyarakat dijadikan tempat tinggal tamu saja, karena tentu masyarakat perlu dibekali pemahaman tentang manajemen dan standarisasi tata kelola homestay secara profesional. Baik menyangkut ventilasi udara, sanitasi dan higienitas umum lainnya. Termasuk keterampilan dalam menata tempat tidur dan kebersihan kamar mandi. Konsepnya bukan harus mewah, melainkan bersih dan sehat sehingga tamu betah di tempat tersebut.” Pungkas Dede.***Day