“Saya belum pernah dengar, tapi kalau dilakukan kurang setuju, karena mengganggu aktivitas,” kata dia.
Eko bahkan yakin jika kebijakan itu diterapkan, tetap akan banyak warga yang mengakalinya, salah satunya adalah dengan menggunakan jaket ojek online dalam beraktivitas.
Diketahui, dalam salah satu pasal di Pergub Anies itu, memang dinyatakan bahwa aturan ganjil genap tidak berlaku untuk ojek online dan taksi online.
“Jadi sebenarnya mobil aja yang dibatasin ya, cukup lah,” ucap dia.
Dadang, pengguna KRL Commuterline
Selain dari para pengendara motor itu, kritik juga datang dari pengguna transportasi umum, khususnya Kereta Rel Listrik (KRL)
Commuterline. Dadang, yang sehari-hari beraktivitas mengandalkan KRL, khawatir kebijakan ganjil genap motor itu memicu penularan Covid-19 di transportasi umum semakin besar. Ini dipicu bakal peralihan pengguna dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
“Makin ramai kan makin besar potensinya, kita enggak tahu siapa-siapa aja orang yang terdampak. Saya enggak setuju kebijakannya,” kata dia.
Kekhawatirannya itu bukan tanpa sebab, ia menjelaskan, saat ini, sebelum adanya pembatasan sepeda motor, kondisi KRL sudah ramai dan berdesak-desakan.
“Lihat tadi (kereta) ke Bogor aja penuh banget. Ini aja udah ramai, apalagi setelah kebijakan itu, tambah numpuk. Kita kan harus jaga jarak juga,” ucap dia.
Muhayar, driver ojek online
Dukungan terhadap kebijakan Anies datang dari pengemudi ojek online, Muhayar. Ia mengaku tidak masalah jika kebijakan ganjil genap sepeda motor diberlakukan, sepanjang ada pengecualian untuk ojek online.
“Kalau kena, anjlok dong, kita punya genap, enggak bisa narik di ganjil. Kalau online diterapkan kita keberatan, kan kita punya tanggungan,” ucap dia.
Ia berpendapat jika kebijakan itu diberlakukan, bisa membawa dampak positif bagi dirinya sebagai ojek online. Meski demikian, ia berharap kebijakan itu hanya diterapkan selama masa PSBB.
“Kalau hanya (waktu) Covid-19, saya terima-terima aja, tapi kalau nanti Covid-19 udah selesai, lain lagi cerita,” ucap dia.***(Maskuri)