Sekda menambahkan, dirinya belum membahas masalah kendaraan operasional untuk pondok pesantren akan tetapi membahas bagaimana pondok pesantren memiliki kemandirian, karena sekarang sudah menyusun pengembangan ekonomi berbasis komunitas, jadi kalau kita mendorong satu kelompok dadakan lompatannya kurang bisa kita ukur, sementara pondok pesantren berbasis permanen jadi apabila di dorong akan ketahuan arahnya. imbuhnya.
“Dari 1.350 pesantren, 10% bisa mendongkrak 1 tahun sudah luar biasa karena akan berdampak kepada sekian ribu masyarakat. Kalau di pesantren tidak hanya pak kyai karena ada santrinya, masyarakat serta orang tua santri yang jadi efek dominan sangat luas”.Ungkapnya
“Kita kalau yang operasional sudah biasa tahunan tapi tadi yang lebih spesifik masalah pemberdayaan karena dengan pandemi covid-19 kita harus ada recovery ekonomi yang serius serta mendongkrak nya dari satu esensi kondisi perkembangan yang bisa kita pertanggung jawabkan dan harus terukur”. Pungkas H .M Zen.***Dede Pepen