Kab. Tasikmalaya, analisaglobal.com — “Jika kita ingin menikmati indahnya pesona lanskap Grand Canyon, biasanya orang pergi ke Arizona, Amerika Serikat. Tapi dunia nampaknya harus diberi tahu bahwa lanskap yang sama, meskipun berbeda ukuran dan sebaran luasnya saat ini dengan mudah bisa ditemukan di Kabupaten Tasikmalaya. Bukan hanya satu tempat saja, tetapi ada beberapa tempat yang sangat eksotis untuk dipandang mata, diantaranya curug sawer di Cibatu dan Tonjong Canyon di Cipatujah yang mana keduanya berada di kawasan kabupaten Tasikmalaya bagian selatan“, ujar Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Rabu (9/9).
Grand Canyon sendiri sebenarnya merupakan ngarai tebing di utara Arizona, AS yang terbentuk selama jutaaan tahun oleh sungai Colorado. Kedahsyatan alam membentuk keindahan jurang tebing terjal sepanjang 446 km dengan lebar mulai 6 sampai 29 km dengan kedalaman lebih dari 1.600 meter. Grand Canyon telah ditetapkan dan diresmikan sebagai Taman Nasional pertama pada tahun 1908 oleh Presiden AS ke-26 Theodore Roosevelt. Lokasi ini bisa ditempuh dengan perjalanan darat selama 2,5 jam dari Las Vegas.
Lokasi yang agak mirip meskipun karakteristiknya berbeda adalah tebing batu di wilayah terpencil di Skotlandia yang telah menginspirasi kesadaran bahwa Bumi berumur jutaan tahun. Tempat tersebut adalah Siccar Point, situs geologi yang ternama dan sebuah perbatasan dimana tampak serpihan batu kelabu yang menghunjam ke dasar laut yang berbuih. Namun di puncak tebing, batuan itu berwarna kemerahan. James Hutton yang berhasil menemukan tempat tersebut, dan dikenal sebagai ilmuwan Pencerahan abad ke-18 asal Skotlandia. Dia sekelas dengan ekonom Adam Smith, filsuf David Hume dan penyair Robert Burns, Hutton adalah seorang polimatik lulusan universitas Eidenburgh, yaitu seseorang yang pengetahuannya tidak terbatas hanya pada satu bidang. Jadi orang yang menguasai beberapa disiplin ilmu disebut dengan Polimatik, atau bahasa sekarang disebut dengan istilah Multy Talent.
Curug Salawe dan Tonjong Canyon menyajikan pemandangan bebatuan berpadu dengan rimbunnya pepohonan yang membuat kita betah menghabiskan waktu berlama – lama. Apalagi ditemani oleh terpaan angin sepoi – sepoi ke wajah yang membuat hati ini menjadi adem dan ngantuk. Sentuhan kasih sayang alam yang seolah berpesan agar kita turut menjaga kelestarian alam. Ungkap Dede.