Saat ditemui dirumahnya Solihin menjelaskan kalau keterampilannya merupakan turun-temurun dari keluarganya setelah orang tuanya meninggal. Untuk proses kerajinannya memang lumayan sulit karena harus mencari dulu bahan baku berupa bambu tali, dan di jemur supaya kering lalu di kupas. untuk kerajinannya berupa Dukuy, nyiru serta ayakan dan dipasok ke Bandung, Garut, cukurubuk dan singaprna bahkan terkadang dirinya jual sendiri sambil keliling. Untuk harga jual kodian Solihin membandrol dengan harga Rp 100 perkodinya dan kalau jual satuan Rp 10 ribu. dengan modal bambu biasanya 1 kuluwung Rp 2 ribu rupiah. jelasnya. Rabu (20/01/21)
“Kami belum pernah mendapatkan bantuan modal usaha dari manapun, ini semua modal sendiri. kalau ngayam 1 jam bisa menghasilkan 2 sampai 3 buah, dan para pekerja tidak berkelompok akan tetapi masing-masing. Kalau di kulikan sama seperti ngebedug/merambet 40 ribu rupiah”. ungkap Solihin.
Solihin juga berharap, ada bantuan modal usaha supaya para pekerja bisa berkelompok dan saya jadi pengepul nya. Apalagi sekarang dimasa pandemi covid-19 jadi banyak yang nganggur, kalau punya modal dirinya ingin mempekerjakan semua orang yang ada di kampungnya dan bisa bekerja meski tidak besar penghasilannya. harapnya.***Yos Muhyar/ Dede Pepen