Sosok Ma Eroh Wanita Pembelah Gunung Dari Desa Santanamekar Cisayong Yang Terlupakan

Dalam waktu 2,5 tahun (1985-1988) saluran sepanjang 4,5 kilometer yang mengitari 8 bukit itu berhasil diselesaikan. Hasil dari saluran irigasi ini tidak hanya mengairi desa Santanamekar, melainkan juga dua desa tetangga, yakni desa Indrajaya dan Sukaratu kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.

Ma Eroh Dianugerahi Penghargaan Kalpataru Pada Tahun 1988

Setelah usahanya terdengar oleh Presiden Soeharto, Ma Eroh dianugerahi penghargaan Kalpataru pada tahun 1988 dan kemudian juga mendapatkan Penghargaan Lingkungan Hidup dari PBB pada tahun 1989.

Walaupun demikian, piala Kalpataru tidak pernah dimiliki Ma Eroh dan keluarganya karena disimpan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Semenjak mendapatkan penghargaan tersebut, Ma Eroh sering diundang pada acara peringatan Hari Lingkungan Hidup dan Hari Kartini yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Tugu untuk memperingati jasa Ma Eroh pun dibangun di alun-alun Tasikmalaya, bersama dengan Abdul Rozak yang juga berjasa melakukan hal serupa. Namun sampai saat ini, jasa Ma Eroh seolah terlupakan, serta hasil karya Ma Eroh seolah-olah terabaikan.

Beliau dikabarkan wafat pada 18 Oktober 2004, jenazahnya dikuburkan tepat di samping rumahnya. Di makamnya terdapat pahatan bertuliskan ”Pahlawan Lingkungan Hidup Ma Eroh, Penerima Penghargaan Kalpataru dari Presiden RI Soeharto tahun 1988 dan Penghargaan Lingkungan Hidup dari Persatuan Bangsa-Bangsa tahun 1989.” (red)

Dikutip dari : wikipedia.org dan berbagai sumber lainnya.

Baca Juga Banyaknya Sampah Yang Menumpuk Di Aliran Sungai, Akibatkan Banjir Sering Terjadi di Wilayah Ciamis Selatan

About analisaglobal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *