Tekan Angka Stunting di Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya, analisaglobal.com — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat menggelar sosialisasi Kegiatan Orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk antisipasi atau upaya pencegahan stunting pada bayi yang baru lahir, kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Selasa (7/6/2022).
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Perwakilan dari BKKBN Jawa Barat Dr. Drs. Wahidin, M.Kes, Kepala Dinsos PPKBP3A kabupaten Tasikmalaya yang di wakili kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk KB) Dadan Hamdani, SKM. M.si, UPT Kesehatan Puskesmas Cisayong, Camat Cisayong Drs. Asep Zamzam Nur, dan Ibu – ibu Tim Penggerak PKK Kecamatan serta para kader pendamping keluarga di desa – desa yang ada di wilayah Cisayong.
BKKBN Jabar Menggelar Pelatihan Orientasi TPK Di Cisayong
Usai membuka acara, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Dr. Drs. Wahidin, M.Kes mengatakan, Di era digitalisasi ini para kader harus mampu mengoperasikan sarana teknologi Handphone (HP) karena di jaman sekarang semua kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi yaitu aplikasi E-SIMIL (Siap Nikah Siap Hamil) BKKBN yang bisa diunduh dari Play Store, selain itu para kader TPK agar bisa melaksanakan kegiatannya dan selalu berkoordinasi dengan desa-desa, serta memberikan laporan sesuai kenyataan di lapangan, sehingga program percepatan penurunan stunting dapat tercapai sesuai target. Ucapnya kepada para awak media.
“Dari Minggu kemarin dan Insya allah akan berakhir hari ini, kita melatih 37.184 Tim pendamping Keluarga (TPK) dengan jumlah kuota ± 111 ribu, karena satu Tim ada 3 orang dan hari ini saya hadir disalah satu titik yaitu di kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, untuk memastikan dan melihat secara langsung apakah pelaksanaan orientasi bagi tim pendamping TPK bisa berjalan dengan baik hingga siapa pesertanya.” Jelasnya.
Baca Juga https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia
Wahidin juga menambahkan, Seperti tadi yang saya lihat, para kader sudah melakukan deklarasi, dan ini bukan sekedar dibaca, tetapi di implementasikan di lapangan, intinya tugas mereka melakukan pendampingan terhadap seluruh keluarga yang beresiko stunting yang akan didampingi mulai dari hulu, yang dimaksud dari hulu adalah paling tidak atau 3 bulan sebelum menikah, ketika hamil, hingga melahirkan bahkan sampai balita umur 5 tahun. Tambahnya.
“Saya sangat berharap para kader harus bekerja dengan semangat, dan kami sangat yakin kader-kader ini bukan kader yang baru dan sebenarnya kami pimpin sudah lama, mereka adalah tim relawan bekerja yang tidak digaji dan mempunyai semangat yang luar biasa, insya allah kalau ini bisa dilakukan mulai dari level Desa, Kecamatan, Kabupaten hingga Provinsi Jawa Barat dengan serius terhadap penanganan stunting, kita akan sampai kepada suatu titik di tahun 2045 regenerasi kita menjadi generasi emas.” Ungkapnya.